Temen-temen yang dirahmati Allah, semoga Allah selalu menghidupkan hati kita yaa😊. Bahasan kali ini terkait berkunjung ke Rumah Singgah Al-Fatih.
Disana ketemu dengan anak-anak yang kata orang mah kasihan, sudah divonis dokter usianya tinggal segini, penyakitnya berat atau bahkan tidak bisa sembuh. Tapi kalau menurut kami, mereka justru adalah anak-anak kesayangan Allah, dan juga tentang betapa ibunda mereka juga luar biasa. Ada salah seorang ibunda yang menanti keturunannya 8 tahun, udah gitu begitu lahir, sekarang anaknya udah umur 9 tahun, dan dari umur 5 tahun sampai 9 tahun ini anaknya koma, sampai sekarang masih belum bisa bangun. Dan ketika ditanya bagaimana perasaan ibunya, beliau menjawab, 'Ya nggak apa-apa kan saya yang minta'.
Bagi saya Masya Allah ajiiib sekali, itu luar biasa. Karna kadang kita kan pernah minta kepada seseorang ya, 'Tolong pak, saya lapar, dikasih apa aja boleh yang penting saya pengen makan', begitu dikasih, 'Yaudah nih ada roti', 'Ih jangan roti atuh pak, kenapa gak pizza aja'.
Kadang kita gitu ya kepada Allah suka ngelunjak. Tapi beliau dengan Masya Allah, itulah baru ikhlas ya, sabar, ridho, Masya Allah, nggak apa-apa kan saya yang minta. Gak ada ngelunjak-ngelunjaknya kepada Allah, dan menerima dengan pasrah luar biasa.
Dan terima kasih kepada mereka karena telah sekali lagi mengingatkan bahwa sebetulnya "Siapa yang mengasihani siapa". Orang bilang kasihan kepada mereka. Atau misalkan contoh, orang bilang kita kasihan kepada anak-anak yang terkena ledakan didaerah perang di Palestina.
Tapi disitu, anak-anaknya umur 5 tahun ke atas sebelum akil baligh, minimal itu hafal 5 juz, sehingga justru kami berpikiran bahwa Allah sayang banget sama mereka. Makanya udah gausah hidup lama-lama didunia daripada akil baligh duluan, punya dosa duluan, cepetan pulang, udah pulang, saking sayangnya Allah kepada mereka. Bisa jadi, anak-anak itu yang mungkin lagi ngomongin si Koko ini, 'Ya Allah ngapain itu si Koko hidup di Indo ya, hidup panjang-panjang, umur panjang-panjang, tapi malah nambahin dosa doang, gak jadi amal sholeh, gak jadi ketaatan. Rugi banget hidup kayak begitu'.
Sesungguhnya mungkin diri ini yang layak dikasihani ya. Maka,, semoga ini mengubah sudut pandang kita ya terkait nikmat, bahagia, itu adalah justru ketika bisa tambah dekat dengan Allah, bukan ketika memiliki dunia. 'Dititipi dunia tidak berarti dimuliakan dan dicabut dunianya juga bukan berarti dihinakan'.
Semoga kita bisa selalu memiliki hati yang hidup, yang selalu mengutamakan kedekatan kita kepada Allah, kebaikan kepada orang lain, bukan hanya kebahagiaan diri sendiri. Ubah pertanyaan dalam diri kita dari yang tadinya bertanya, 'Apa aku sudah bahagia?', sekarang bertanya, 'Berapa orang yang sudah ku bahagiakan?'.
😊😊😊